HTIPRESS, Banjarmasin – Satu minggu yang lalu (16/05), di gedung LPM
(Lembaga Pengabdian
Masyarakat) Unlam (Universitas Lambung Mangkurat), para Aktivis
Mahasiswa berbagai Kampus se Banjarmasin, berdiskusi dalam Islamic Student
Forum (ISeF), edisi Mei
2014, untuk mencari akar masalah, terhadap kemiskinan rakyat, padahal Indonesia
dikenal kaya dengan sumber daya alamnya.
Kegiatan
ini dilaksanakan LKM (Lembaga Khusus Mahasiswa) Hizbut
Tahir Indonesia (HTI)
Daerah Kalsel (Kalimantan Selatan). Forum diskusi ini disajikan hangat, apik, dengan nuansa intelektual
yang kental, serta membahas solusinya.
Pemaparan
pertama, disampaikan Ketua Korwil (Koordinator Wilayah) FoSSEI (Forum
Silaturahim Studi Ekonomi Islam) Nor Hidayatullah. Ia menguraikan fakta kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah, seperti hutan, batubara, minyak bumi, ataupun timah.
“Sayangnya, kekayaan nusantara ini tidak menjadi
anugrah bagi rakyatnya. Karena sekarang menjadi musibah, akibat eksploitasi
besar-besaran pihak swasta dan asing, yang menyebabkan bencana bumi dan bencana
sosial di mana-mana." Keluh Dayat.
Selanjutnya ketua
lembaga KDK (Kajian Dakwah Kampus) Al-Karomah Uniska (Universitas Islam
Kalimantan) Syeikh Arsyad Al-Banjari, Muhammad
Zainuddin, memaparkan tentang kondisi rakyat indonesia saat ini, yang ternyata terpuruk di segala
bidang, baik ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan.
Dan
narasumber terakhir, adalah perwakilan HTI Chapter Kampus
Unlam, Andi Ramlan. Dengan lugas, ia menyimpulkan akar masalah
saat ini, sebagai akibat kekeliruan penerapan sistem pemerintahan. Padahal
sistem yang benar telah ada dalam Islam, yang sayangnya tidak diambil pimpinan
negara.
“Sebenarnya Keterpurukan Indonesia, atau kaum muslimin secara
keseluruhan, adalah dikarenakan lemahnya pola pikir umat saat ini. Padahal mereka harusnya berpegang pada al-Quran dan Sunnah, karena hanya dengan Islamlah, kesejahteraan
sejati bisa dicapai”. Tegas Andi.
Ia
menjelaskan, sistem keliru yang diterapkan pemerintah saat ini, adalah
kapitalisme sekuler. Bukannya mensejahterakan, sistem tersebut malah
menyengsarakan rakyatnya. Pasalnya aturan tersebut berfokus pada produksi,
sehingga hanya memperkaya segelintir orang. Padahal dalam Islam, kekayaan alam
diharuskan dibagi kepada masyarakat, karena peraturannya yang berfokus pada
distribusi barang dan jasa secara merata, dan sistem tersebut akan sempurna,
hanya dalam Institusi Khilafah Islamiyah.
Para
peserta mengaku terkesan, setelah mengikuti forum ini. Karena banyak
tercerahkan, terhadap masalah dan solusinya dalam Islam. Salah satunya menteri
kerohanian BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Politeknik Negeri Banjarmasin,
Syarif Abdul Jabar. Ia pun mendukung penuh penyuaraan penegakan Khilafah
Islamiyah, oleh para mahasiswa.
“Saat ini sangat jarang
aktivis mahasiswa yang bicara tentang pentingnya penerapan Islam. Padahal Islam punya
solusi atas semua permasalahan. Untuk
itu perlu ada peran mahasiswa yang lebih luas, agar perjuangan ini bisa semakin
gencar.” ucapnya dengan penuh semangat, kepada HTI Press.
Sementara
itu, Ketua lajnah khusus mahasiswa (LKM) HTI daerah
Kal-Sel, Asbudi mengatakan, bahwa Isef adalah salah satu rangkaian acara, dalam rangka menyukseskan Konferensi Islam
dan Peradaban, yang akan dilaksanakan 29 Mei ini di Banjarmasin.
"Selain itu,
forum ini juga diharapkan sebagai wadah untuk mengedukasi
aktivis mahasiswa, tentang pentingnya memperjuangkan Islam dalam bingkai
syariah dan khilafah, sebagai satu-satunya solusi permasalahan bangsa.
(Gilangdwiputra/MI Kalsel)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar